Kamis, 16 Oktober 2014

SEJARAH PASKIBRAKA, BENDERA PUSAKA MENJADI DUA CARIK KAIN MERAH DAN PUTIH, DESA BAHAGIA

Cikal Bakal Paskibraka

Suatu minggu di awal Agustus 1946 ,
Di Ibukota Negara Indonesia
Isstana Gedung Agung
diujung jalan Malioboro Yogyakarta
Bung Karno memanggil ajudannya
yaitu Mayor Laut. Husein Mutahar
Perintah Bung Karno kepadanya
“ Siapkan upacara HUT Proklamasi ke 2 ”
Ide cerdas nan brilian Mutahar
untuk menjalin persatuan bangsa
Siapkan 5 pasang pemuda pemudi yang sedang sekolah
Wakil daerah seluruh Indonesia yang berada di Yogyakarta
Titik Dewi panggilannya, Siti Dewi nama sebenarnya
Gadis keturunan Padang yang lahir di Manado
Bertugas membawa nampan bendera untuk pertama kalinya
Itulah cikal bakal Petugas Penaikan Bendera
1946 Petugas Penaikan Bendera Pusaka
1967 menjadi Pengerek Bendera Pusaka
1973 kak Idik Sulaeman mengganti nama menjadi :
PASKIBRAKA (Pasukan peng-Kibar Bendera Pusaka)
Sempat akan diganti menjadi Gemaratih
Tetapi akhirnya tetap Paskibraka sampai saat ini

(Mengenang kak Husein Mutahar 5 Agustus 1916 – 2013)

Bendera Pusaka
menjadi dua carik kain
merah dan putih


Pagi hari tanggal 19 Desember 1948, Belanda menyatakan tidak lagi terikat dengan Persetujuan Renville. Penyerbuan terhadap semua wilayah Republik di Jawa dan Sumatera, termasuk serangan terhadap Ibukota RI, Yogyakarta, yang kemudian dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II telah dimulai. Belanda konsisten dengan menamakan agresi militer ini sebagai "Aksi Polisional".
Maka setelah Presiden Soekarno memimpin rapat kabinet dan memutuskan hal-hal penting maka seperti diceritakan dalam buku "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia".. “Tindakanku yang terakhir adalah memanggil Mutahar ke kamarku (Presiden Soekarno, pen).” Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu,” kataku ringkas. Dengan ini aku memberikan tugas kepadamu pribadi. Dalam keadaan apapun juga, aku memerintahkan kepadamu untuk menjaga Bendera kita dengan nyawamu. Ini tidak boleh jatuh ke tangan musuh. Disatu waktu, jika Tuhan mengizinkannya engkau mengembalikannya kepadaku sendiri dan tidak kepada siapapun kecuali kepada orang yang menggantikanku sekiranya umurku pendek. Andaikata engkau gugur dalam menyelamatkan Bendera ini, percayakan tugasmu kepada orang lain dan dia harus menyerahkan ke tanganku sendiri sebagaimana engkau mengerjakannya. Mutahar terdiam. Ia memejamkan matanya dan berdoa. Disekeliling kami bom berjatuhan. Tentara Belanda terus mengalir melalui setiap jalanan kota. Tanggung jawabnya sungguh berat. Akhirnya ia memecahkan kesulitan ini dengan mencabut benang jahitan yang memisahkan kedua belahan dari bendera itu.
Pada pukul 07.00 WIB tanggal 22 Desember 1948 para pemimpin repu blik dbawa ke Pelabuhan Udara Yogyakarta untuk diterbangkan tanpa tujuan yang jelas. Kemudian para staff Presiden juga diasingkan termasuk Mutahar yang diasingkan dan ditawan di Semarang, Tidak ada yang tahu bahwa saat itu di melingkari perut Mutahar ada secarik kain merah yang diikat kuat dan didasar tasnya ada secarik kain putih. Itulah bendera pusaka yang telah dipisahkannya demi menyelamatkan lambang persatuan bangsa Indonesia.

Terima kasih kak Husein Mutahar atas segala daya upaya dan keberanianmu untuk menyelamatkan Sang Saka Merah Putih demi kejayaan bumi pertiwi.

Desa Bahagia
Desa ku Bahagia, ada di Paskibraka
Dibimbing dan dibina, dengan penuh cinta
Sukacita dan ceria, bagai sebuah kluarga
Kakakku slalu berikan, teladan yang benar

Senandung lagu masa kecil dan kenangan saat menjadi paskibraka, mengusikku untuk menuliskan sedikit pengetahuan yang pernah kuperoleh dari para pembina. Mereka sangat membumi, penuh ketulusan dan kasih sayang ketika di dalam maunpun diluar asrama membina dan membentuk karakter anak didiknya.
Pembinaan Paskibraka hal yang paling utama adalah pembentukan karakter, kenapa pembinaan karakter lebih diutamakan karena hal ini sesuai dengan syair lagu Indonesia Raya yaitu : ”Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya”. Dari urutan syair tersebut sangat jelas bahwa pembentukan karakter harus didahulukan, bukan pembentukan badan/phisik. Kalimat Bangunlah Jiwanya adalah pembangunan jiwa/karakter Paskibraka yaitu berjiwa merah putih, siap mengabdi dan berbakti bagi negara Indonesia. Bangunlah badannya adalah pengembangan diri secara personal setiap anggota Paskibraka dan tahap awal jangka pendek bertugas sebagai Pengibar Duplikat Bendera Pusaka.
Dari pengertian tersebut maka dalam pembinaan dan pelatihan paskibraka harus selalu diarahkan untuk membentuk karakter. Saat latihan lapangan maka para pelatih dan pembina harus benar-benar memahami metode latihan yang diberikan, karena baris berbaris dan tata upacara juga sebagai sarana membentuk karakter berdisplin, saling menghormati, bekerjasama, memimpin dan dipimpin dalam satu kesatuan melaksakan tugas pengabdian. Oleh sebab itu segala bentuk latihan yang tidak selaras harus dikaji ulang dan disinkronkan dengan program yang benar
Dengan pembentukan karakter yang baik diharapkan akan muncul generasi muda yang mempunyai rasa nasionalisme serta berjiwa merah putih ketika memberikan dharma baktinya kepada Ibu Pertiwi. Didalam sebuah keluarga di pembinaan Paskibraka, kepada seorang ibu atau bapak atau orang yang lebih tua panggilannya adalah kakak Panggilan bagi yang lebih muda adalah adik. Hubungan dalam keluarga adalah hubungan antara kakak dan adik akan melahirkan suatu harmoni kerukunan yang akrab dalam aktivitas sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://www.4shared.com/get/2HNtiTP-/lagu_wajib_-_tanah_airku.html